Senin, 02 Maret 2015

TEKNIK PERKOLAMAN PADA BUDIDAYA IKAN


Salah satu keberhasilan budidaya ikan air tawar adalah sangat ditentukan oleh ketersediaan lahan perkolaman yang memadai. Sedangkan untuk mendapatkan produksi yang optimal, salah satunya diperlukan persyaratan kolam yang memenuhi persyaratan teknik. Berikut kami sampaikan pertimbangan persyaratan kolam yang memenuhi persyaratan teknik.

A.           Kelayakan Lokasi

1.        Mempunyai sumber air sepanjang tahun serta bebas cemaran pathogen, bahan organic dan kimiawi
2.        Bebas banjir
3.        Mudah dalam memperoleh tenagan kerja yang kompeten
4.        Dari segi aspek social yang diakibatkan oleh kegiatan budidaya menimbulkan gangguan atau merugikan masyarakat atau tidak. Diantaranya kebisingan yang bersumber dari alat, bau/aroma yang diakibatkan dari bahan baku pakan, serta limbah buangan dari kegiatan budidaya

B.            Pengenalan Jenis-Jenis Tanah

1.        Tanah Humus
Tanah yang sangat subur dan terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujn tropis yang lebat.
2.        Tanah Pasir
Tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk  dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil 
3.        Tanah Alluvial/endapan
Tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4.        Tanah Podzolit
Tanah subur yang umumnya berada di pegunungan yang memiliki curah hujan yang tinggi dan bersuhu dingin.
5.        Tanah Vulkanik
Tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yan tinggi. Jenis tanah ini dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6.        Tanah Laterit
Tanah tidak subur yang awalnya subur dan kaya akan unsure hara, namun unsure hara tersebut hilang karena larut dibawa air hujan yang tinggi. Contoh: Kalimantan Barat dan Lampung.
7.        Tanah Mediteran
Tanah yang sifatnya tidak subur dan terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh: Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
8.        Tanah Gambut
Tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh: rawa Kalimantan, Papua dan Sumatra.
Tanah yang baik untuk perikanan adalah dari jenis tanah Sandy loam. Yang artinya perpaduan tanah lempung yang berpasir dengan perbandingan 40:60%


C.            Mengenal Bentuk-Bentuk Kolam

Bentuk kolam dapat bervariasi. Misalnya:
1.        Bentuk kolam persegi panjang
2.        Bentuk kolam bujur sangkar
3.        Bentuk kolam segitiga
4.        Bentuk kolam bulat
Kolam berbentuk persegipanjang mempunyai kelebihan. Yaitu sirkulasi air cukup baik sedangkan yang berbentuk bujur sangkar sirkulasi air relative kurang baik
Pembuatan kolam disesuaikan dengan fungsi kolam tersebut. Yaitu:
1.        kolam penetasan telur
2.        kolam pendederan
3.        kolam penumbuhan pakan alami
4.        kolam pembesaran
5.        kolam penampungan hasil
Kolam pendederan biasanya terdiri atas kolam pendederan I, II dan III. Tegantung kebutuhan dan tujuan produksi ikan. Untuk ukuran kolam pendederan bervariasi luasnya. Antara 250-600 m2 atau tergantung ketersediaan lahan. Untuk kolam pembesaran dapat dirancang ukurannya sama dengan kolam pendederan. Namun debit airnya harus memadai. Sedangkan kolam pembesaran khususnya ikan lele luas kolam relatif lebih sempit. Yaitu berkisar 25-50 m2 dengan kedalaman yang cukup.
Setelah mendapatkan lokasi kolam yang sudah ditentukan dengan pertimbangan di atas, maka langkah yang harus didahulukan adalah menentukan titik nol air. Hal ini dimaksudkan untuk pembuatan saluran pemasukan dan juga saluran pembuangan. Sehingga mudah diketahui tingkat ketinggian air atau kedalaman kolam nantinya apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai juga dengan fungsi kolam yang akan dibuat.
Langkah selanjutnya adalah membuat pathok-pathok untuk menentukan petakan kolam sesuai dengan luas yang diinginkan. Yang perlu diperhatikan adalah sistem pemasukan air ke dalam kolam  dengan sistem paralel akan lebih baik daripada sistem seri.
Pemasukan ikan sistem seri adalah cara memasukkan air ke dalam kolam melalui satu kolam dan dilanjutkan ke kolam selanjutnya secara berurutan. Sistem ini harus dihindari

Sistem pemasukan paralel adalah semua kolam mendapat pemasukan air baru dan juga setiap kolam mempunyai pintu air buangan. 

Kemudian pembuatan pematang kolam sekaligus penggalian kolam. Untuk mendapatkan pematang yang kokoh, tanah yang akan dijadikan pematang kolam ikan haruslah tanah yang homogen dan bebas dari sampah seperti kayu, dedaunan, batu-batuan, dan lainnya.
Teknik pembuatan pematang yang baik merupakan perpaduan antara kegiatan menggali dan menimbun, supaya tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga dan biaya. Sebagai contoh untuk membuat pematang kolam ikan dengan ketinggian 1 meter apabila hanya dari timbunan tanah saja, maka biaya untuk mengangkut tanah akan besar. Selain itu, pada saat musim kemarau kemungkinan kolam tidak bias diairi karena letaknya yang terlalu tinggi. Begitupun kalau pematang kolam dibuat dari penggalian tanah, selain harus dikeluarkan biaya yang besar untuk membuang tanah, juga akan menulitkan pada saat pengeringan kolam karena letanknya yang terlalu rendah. Dengan demikian, pembuatan pematang kolam ikan dengan memadukan kegiatan menggali dan menimbun lebih menguntungkan karena menghemat tenaga dan biaya. Selain itu, kolam yang didapat nantinya akan memenuhi persyaratan teknis, yaitu mudah dikeringkan dan diisi air dengan ketinggian sesuai dengan yang diinginkan. Pada musim kemarau tidak mengalami kekeringan dan pada tidak kebanjiran pada musim penghujan.
Langkah-langakah pembuatan pematang kolam ikan adalah sebagai berikut:
1.        Tanah yang akan dipergunakan untuk lokasi perkolaman haruslah dibersihkan dari rumput, batuan dan segala macam kotoran organik maupun non organik.
2.        Pemasangan propil yaitu rangka bambu untuk mempermudah pembuatan bentuk pematang yang dikehendaki.
3.        Tanah bagian atas setebal 15-20 cm yang biasanya merupakan lapisan humus digali dan dikumpulkan di suatu tempat. Ini dimaksudkan agar lapisan tanah yang subur dapat dipergunakan sebagai dasar kolam nantinya. Lagipula, apabila tanah digali biasanya lapisan tanah yang subur ini justru akan menyebabkan kebocoran kolam apabila ikut tertimbun sebagai pematang kolam ikan.
4.        Supaya lebih memberikan jaminan kekuatan kolam, alangkah baiknya di tanah yang akan dijadikan pematang kolam dibuat galian dengan kedalaman 30 cm sebagai poros atau sumbu pematang.
5.        Tanah dasar kolam (top soil) sebaiknya digali dulu sedalam 20 cm dan disisihkan nantinya dijadikan/dikembalikan lagi sebagai tanah dasar kolam. Tujuannya dalah agar dasar kolam tidak padas dan kolam subur.
6.        Kemudian profil pematang ditimbun tanah dari dasar kolam yang sudah disisihkan. Agar tanah tidak longsor, maka sebaiknya bagian atas pematang ditanami rumput.
Penggalian tanah tidak boleh sembarangan, usahakan selisih kemiringan tanah dasar kolam ikan antara pintu pemasukan dan pintu pengeluaran berkisar 5%. hal ini bertujuan agar tidak menyulitkan dalam pembuangan air. Apabila tanah yang akan digali untuk membuat pematang kurang mencukupi, maka perlu dicarikan tanah lain yang memenuhi syarat. Namun apabila tanh tersebut berlebihan, maka harus dibuang ketempat lain agar tidak mengganggu.
Pada waktu penimbunan, sebaiknya bertahap dan diratakan, tanah tidak diinjak-injak karena pemadatan tanah yang tidak rata akan mengakibatkan tanah pematang tidak kompak. Selain itu, kotoran organic maupun non organic seperti batu, sampah, kayu dan lain-lain harus dibuang. Pembuatan kolam ikan sebaiknya dikerjakan pada waktu awal musim kemarau. Tanah mengalami penyusutan, maka tinggi timbunan perlu ditambahkan 10% dari ketinggian yang dikehendaki. Setelah pematang jadi, tanah humus yang subur yang dikumpulkan tadi harus dikembalikan ke kolam ikan. Jangan langsung memasukkan air pada kolam yang sudah jadi, tetapi tunggu beberapa waktu sampai pematang menjadi kompak. Pemasukan air juga harus bertahap, tidak sekaligus. Sedangkan untuk menjaga agar tanah pematang tidak longsor, pada bagian atas dan sisi pematang dilapisi lempengan rumput.  
7.        Kemiringan dasar kolam
Kemiringan dasar kolam harus dibuat sedemikian rupa agar pada saat dilakukan penangkapan/pemanenan dapat berjalan dengan mudah, cepat dan ikan tidak rusak. Baik kemiringan dari pintu pemasukan air
.
Kerangka bambu yang dibentuk trapesium dengan perbandingan 1:1:1 yang nantinya diuruk tanah agar pematang tidak mudah longsor








2 komentar:

Unknown mengatakan...

Makasih Untuk Materinya....

Amisha mengatakan...


Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

Posting Komentar