Senin, 02 Maret 2015

AIR DAN SISTEM PENGAIRAN PADA BUDIDAYA IKAN


Latar Belakang

Air adalah sumber kehidupan. Dan kehidupan ikan tidak dapat dipisahkan dengan air. Untuk keberhasilan budidaya ikan salah satunya sangat ditentukan oleh ketersediaan air yang cukup. Baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Namun, untuk mendapatkan air yang dimaksud tidaklah semudah yang diharapkan. Idealnya untuk usaha budidaya ikan adalah kondisi air atau saluran air berada di atas atau pada posisi yang lebih tinggi dari area yang akan dijadikan kolam. Namun hal ini tidak juga selalu mudah. Bagaimana kalau yang terjadi malah justru sebaliknya. Sumber air tersebut berada jauh di bawah areal perkolaman yang ada ( 2-5 m di bawah permukaan tanah rata-rata). Di sisi lain bahwa ketersediaan lahan pekarangan khususnya, saat ini kepemilikan lahannya sangat terbatas. Apa kiat untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang terbatas tersebut?
Banyak lahan yang kita jumpai sumber air atau saluran airnya berada di bawah permukaan tanah rata-rata. Sehingga hal ini perlu langkah khusus agar upaya budidaya ikan dapat berjalan dengan baik.
Apabila sumber air berada di bawah permukaan tanah ± 2-5 m atau bahkan lebih dari itu. Baik itu berasal dari air tanah/tuk maupun air sungai. Hal ini kebanyakan di masyarakat kita hanya menjadi pemandangan biasa saja. Dan hanya sekedar dilihat saja. Karena yang ada di benak kita hanya hal sulit/mustahil untuk kita bisa memanfaatkannya untuk usaha budidaya ikan. Dan hal ini bukanlah menjadi masalah apabila kita ingin berusaha di bidang perikanan.
Langkah-langkah yang harus kita siapkan agar sumber air tersebut dapat kita manfaatkan secara optimal.
1.             Upaya menaikkan air dengan pompa ukuran 1 1/2” – 2”. ( memanfaatkan teknologi pompanisasi ).
2.             Pembuatan bak penampungan air. Sekaligus bak pengendapan dan bak filter apabila sumber air tersebut dari air sungai.
3.             Sistem perkolaman.
a.         Kolam permanen atau bak-bak.
b.        Kolam terpal.
4.             Sistem pengairan kolam.
5.             Jenis ikan yang akan dibudidayakan
6.             Tidak direkomendasikan pada kolam tanah, tepi kolam permanen.

A.           Cara menaikkan air dengan pompa air.

1.        Sediakan pomp air ukuran 1 ½” – 2”
2.        Letakkan pompa air pada dudukan di atas permukaan tanah
3.        Pasang pipa untuk sedot beserta footklep-nya. Pastikan tidak bocor.
4.        Pasang instalasi pompa yang ke luar/ke atas. Lakukan pengeleman agar tidak lepas
5.        Hubungkan pipa air ke dalam bang tampungan / bak filter
6.        Pompa dipasang otomatis ( hidup/mati )

B.            Cara pembuatan bak penampungan/bak filter.
1.        Sesuaikan luas bak penampungan / bak filter dengan unit kolam yang akan dialiri
2.        Posisikan bak penampungan sekaligus bak filter berada pada posisi di atas unit kolam sehingga air dapat mengalir dengan lancer ke unit perkolaman. Pertimbangkan kekuatan dinding bak dengan volume air agar tidak jebol
3.        Pasang instalasi pipa dari bak air bersih ke unit-unit kolam/terpal

C.           Sistem perkolaman.

1.        Kolam permanen/bak-bak
a.         Luas kolam yang akan dibangun relatif. Tergantung target produksi yang ingin dicapai
b.         Ketinggian/kedalaman kolam tergantung fungsinya. Untuk pendederan ± 60 cm. sedangkan untuk pembesaran 1 – 1,5 m
c.         Apabila kolam untuk pembesaran, perlu pertimbangan kekuatan dinding kolam
d.        Lengkapi bak/kolam dengan pintu air pembuangan
2.        Kolam terpal
Untuk kolam terpal, cara pembuatannya sebagai berikut:
a.         Kolam terpal di atas tanah
1)         Buat pathok-pathok di setiap sudutnya menggunakan kayu agak besar dan di setiap 1 m sisinya dipasang pathok agar kuat
2)         Hubungkan pathok-pathok tersebut dengan bilah bambu dan ikat. Perhitungkan kekuatan pathok sebagai penyannga air agar tidak jebol
3)         Atau bisa dengan dinding batako yang disusun sesuai luas terpal yang akan dipasang
4)         Sebelum terpal dipasang, beri lapisan sekam padi pada bagian dasar kolam. Hal ini dimaksudkan agar terpal tidak mudah bocor karena tertusuk kerikil atau benda yang lain
b.         Kolam terpal di dalam tanah
1)        Hal ini tanah sebagai dinding penyangga air
2)        Lipatan bagian atas terpal ditindih dengan batako atau tanah

D.           Sistem pengairan.

1.        Untuk pengisian kolam, air langsung ke dalam bak/terpal sesuai ketinggian
2.         Untuk pengairan harian cukup dialiri kecil/kemricik saja. Agar air tampungan tidak cepat habis. Kecuali untuk pengisian pertama kali
3.        Jaga kualitas air agar tetap baik



E.            Jenis ikan yang akan dibudidaya

Dengan system pengairan seperti di atas, lebih cocok kalau yang dibudidaya adalah ikan dari jenis yang tahan terhadap kadar oksigen terlarut rendah. Contoh gurami atau lele. Jangan memelihara ikan dari jenis ikan seperti ikan mas atau bawal. Karena jenis ikan ini tidak atau kurang cocok  terhadap kadar oksigen terlarut yang rendah sehingga akan mati.

F.            Tidak direkomendasikan pada kolam tanah.

1.        Mengingat sifat kolam tanha yang mudah untuk meresapkan air sehingga air kolam cepat kering, stok air relatif terbatas
2.        Sumber air tidak untuk kolam tanah yang digali. Tapi lebih cocok kolam yang di atas permukaan

0 komentar:

Posting Komentar