Latar Belakang
Air adalah sumber kehidupan. Dan kehidupan ikan tidak dapat
dipisahkan dengan air. Untuk keberhasilan budidaya ikan salah satunya sangat
ditentukan oleh ketersediaan air yang cukup. Baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Namun, untuk mendapatkan air yang dimaksud tidaklah semudah yang
diharapkan. Idealnya untuk usaha budidaya ikan adalah kondisi air atau saluran
air berada di atas atau pada posisi yang lebih tinggi dari area yang akan
dijadikan kolam. Namun hal ini tidak juga selalu mudah. Bagaimana kalau yang
terjadi malah justru sebaliknya. Sumber air tersebut berada jauh di bawah areal
perkolaman yang ada ( 2-5 m di bawah permukaan tanah rata-rata). Di sisi lain
bahwa ketersediaan lahan pekarangan khususnya, saat ini kepemilikan lahannya
sangat terbatas. Apa kiat untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang terbatas
tersebut?
Banyak lahan yang kita jumpai sumber air atau saluran airnya
berada di bawah permukaan tanah rata-rata. Sehingga hal ini perlu langkah
khusus agar upaya budidaya ikan dapat berjalan dengan baik.
Apabila sumber air berada di bawah permukaan tanah ± 2-5 m atau
bahkan lebih dari itu. Baik itu berasal dari air tanah/tuk maupun air sungai.
Hal ini kebanyakan di masyarakat kita hanya menjadi pemandangan biasa saja. Dan
hanya sekedar dilihat saja. Karena yang ada di benak kita hanya hal sulit/mustahil
untuk kita bisa memanfaatkannya untuk usaha budidaya ikan. Dan hal ini bukanlah
menjadi masalah apabila kita ingin berusaha di bidang perikanan.
1.
Upaya menaikkan air dengan
pompa ukuran 1 1/2” – 2”. ( memanfaatkan teknologi pompanisasi ).
2.
Pembuatan bak penampungan
air. Sekaligus bak pengendapan dan bak filter apabila sumber air tersebut dari
air sungai.
3.
Sistem perkolaman.
a.
Kolam permanen atau bak-bak.
b.
Kolam terpal.
4.
Sistem pengairan kolam.
5.
Jenis ikan yang akan
dibudidayakan
6.
Tidak direkomendasikan
pada kolam tanah, tepi kolam permanen.
A. Cara menaikkan air dengan pompa air.
1.
Sediakan pomp air ukuran 1
½” – 2”
2.
Letakkan pompa air pada
dudukan di atas permukaan tanah
3.
Pasang pipa untuk sedot
beserta footklep-nya. Pastikan tidak bocor.
4.
Pasang instalasi pompa
yang ke luar/ke atas. Lakukan pengeleman agar tidak lepas
5.
Hubungkan pipa air ke
dalam bang tampungan / bak filter
6.
Pompa dipasang otomatis (
hidup/mati )
B.
Cara pembuatan bak penampungan/bak filter.
1.
Sesuaikan luas bak
penampungan / bak filter dengan unit kolam yang akan dialiri
2.
Posisikan bak penampungan
sekaligus bak filter berada pada posisi di atas unit kolam sehingga air dapat
mengalir dengan lancer ke unit perkolaman. Pertimbangkan kekuatan dinding bak
dengan volume air agar tidak jebol
3.
Pasang instalasi pipa dari
bak air bersih ke unit-unit kolam/terpal
C. Sistem perkolaman.
1.
Kolam permanen/bak-bak
a.
Luas kolam yang akan
dibangun relatif. Tergantung target produksi yang ingin dicapai
b.
Ketinggian/kedalaman kolam
tergantung fungsinya. Untuk pendederan ± 60 cm. sedangkan untuk pembesaran 1 –
1,5 m
c.
Apabila kolam untuk
pembesaran, perlu pertimbangan kekuatan dinding kolam
d.
Lengkapi bak/kolam dengan
pintu air pembuangan
2.
Kolam terpal
Untuk kolam terpal, cara
pembuatannya sebagai berikut:
a.
Kolam terpal di atas tanah
1)
Buat pathok-pathok di
setiap sudutnya menggunakan kayu agak besar dan di setiap 1 m sisinya dipasang
pathok agar kuat
2)
Hubungkan pathok-pathok
tersebut dengan bilah bambu dan ikat. Perhitungkan kekuatan pathok sebagai
penyannga air agar tidak jebol
3)
Atau bisa dengan dinding
batako yang disusun sesuai luas terpal yang akan dipasang
4)
Sebelum terpal dipasang,
beri lapisan sekam padi pada bagian dasar kolam. Hal ini dimaksudkan agar
terpal tidak mudah bocor karena tertusuk kerikil atau benda yang lain
b.
Kolam terpal di dalam
tanah
1)
Hal ini tanah sebagai
dinding penyangga air
2)
Lipatan bagian atas terpal
ditindih dengan batako atau tanah
D. Sistem pengairan.
1.
Untuk pengisian kolam, air
langsung ke dalam bak/terpal sesuai ketinggian
2.
Untuk pengairan harian cukup dialiri
kecil/kemricik saja. Agar air tampungan tidak cepat habis. Kecuali untuk
pengisian pertama kali
3.
Jaga kualitas air agar
tetap baik
E. Jenis ikan yang akan dibudidaya
Dengan
system pengairan seperti di atas, lebih cocok kalau yang dibudidaya adalah ikan
dari jenis yang tahan terhadap kadar oksigen terlarut rendah. Contoh gurami
atau lele. Jangan memelihara ikan dari jenis ikan seperti ikan mas atau bawal.
Karena jenis ikan ini tidak atau kurang cocok
terhadap kadar oksigen terlarut yang rendah sehingga akan mati.
F. Tidak direkomendasikan pada kolam tanah.
1.
Mengingat sifat kolam
tanha yang mudah untuk meresapkan air sehingga air kolam cepat kering, stok air
relatif terbatas
2.
Sumber air tidak untuk
kolam tanah yang digali. Tapi lebih cocok kolam yang di atas permukaan
0 komentar:
Posting Komentar