Senin, 02 Maret 2015

TEKNIK PEMBUATAN PAKAN IKAN

Pendahuluan


Banyak jenis pakan ikan yang ditawarkan di pasar. Berbagai jenis merek dagang antara lain produk dari Phopan, Com-vit, Kargil, Shinta, dan lain sebagainya dengan kandungan protein yang berbeda juga harga yang bervariasi. Kadang-kadang konsumen bingung harus memilih yang mana. Tapi yang jelas, sebagai indikator salah satunya untuk kualitas pakan adalah pada kandungan proteinnya. Dari kandungan protein ini, kita menyesuaikan dengan jenis ikan yang kita pelihara. Misalnya, untuk budidaya sidat kandungan protein sebaiknya berkisar 50%, dan untuk budidaya lele lebih dari 30%. Biasanya semakin tinggi kadar protein, harganya semakin mahal. Jangan punya anggapan bahwa pakan yang lebih murah dengan kadar protein yang rendah lebih efisien daripada harga pakan yang tinggi. Bisa jadi, pakan yang murah itu jatuhnya nanti bisa lebih mahal.
Sebagai alternatif lain, kita bisa membuat komposisi makanan ikan sendiri. Prinsip dasar yang kita pegang adalah sebagai berikut:
1.         Mempunyai kandungan protein tinggi
2.         Murah harganya
3.         Mudah mencari bahan bakunya
4.         Tidak membahayakan bagi ikan
5.         Ikan senang memakannya dan cepat dalam pertumbuhan
Jadi, tinggal bagaimana kita memformulasikan bahan-bahan yang ada sesuai dengan kadar protein yang kita inginkan. Bahan dasar protein yang paling tinggi adalah tepung ikan. Sehingga disini sangat menentukan kuaitas pakan. Sedangkan sebagai perekatnya, bisa menggunakan dedak halus ataupun bran polar.


A.      PERSIAPAN BAHAN-BAHAN

Contoh 1(sumber bapak Sucipto, Jagalan):
Untuk pembuatan pakan ikan 100 kg dengan kadar protein 33%.
No
Nama Bahan
Jumlah (kg)
@ Harga/kg (Rp)
Kandungan Protein kering (%)
1.
Permata (campuran bran polar dan tepung tapioka)
21
4.500
21
2.
Jagung
19
4.000
9
3.
Tepung ikan
37
6.000
45
4.
Tepung daun
8
2.000

5.
Tepung kedelai
11
6.000
40
6.
Minyak goreng bekas
2
5.000

7.
Telur ayam
3
6.000
1
8.
agromix
0.5
6.000

HPP: Rp. 5.100/kg

Contoh 2 (sumber bapak Sucipto, Jagalan):
Untuk pembuatan pakan ikan 100 kg dengan kadar protein 21%.
  No
Nama Bahan
Jumlah (kg)
@ Harga/kg (Rp)
Kandungan Protein kering (%)
1.
Bran polar
30
2.860
18
2.
Tepung ikan
26
6.000
23
3.
Azola
10
2.000
24
4.
Permata
25
4.500
21
5.
Tepung kedelai
3
6.000
39
6.
Minyak
2
5.000

7.
Telur
3
6.000

HPP: Rp. 3.800/Kg

B.       PERSIAPAN PERALATAN

1.      Timbangan
2.      Mesin pencetak pellet
3.      Mesin pengaduk (bila volume besar)
4.      Ember
5.      Alat penjemur (terpal/plastik)
6.      Bila memungkinkan oven
7.      Zak karung

C.       PROSES PENCAMPURAN BAHAN DAN PENCETAKAN

Bahan-bahan yang telah disediakan dicampurkan secara homogen dan ditambah air secukupnya. Kemudian diaduk sampai merata. Untuk mencapai hasil yang lebih baik, sebaiknya bahan-bahan tersebut dilakukan fermentasi terlebih dahulu (3-4 hari). Namun apabila langsung dicetak, juga tidak ada masalah. Setelah bahan-bahan tersebut telah tercampur rata, bisa dicetak dengan mesin pencetak. Sedangkan ukuran pellet hasil cetakan (besar/kecil) tinggal mengatur alat sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Setelah dicetak, maka lakukan proses pengeringan melalui penjemuran dengan sinar matahari ataupun oven higga kering agar dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu agar pakan tidak mengalami kerusakan.

D.      PACKING DAN PENYIMPANAN

Setelah pellet kering, dimasukkan ke dalam  bagor plastik sesuai berat yang diinginkan (30 kg atau 50 kg/zak tergantung selera). Agar pakan tidak mudah rusak di dalam penyimpanan, maka sebaiknya pakan ditaruh di tempat yang kering (di gudang) dan dijaga agar tidak mudah dimakan tikus. Hindari penyimpanan di tempat yang bocor akibat hujan. Pakan yang kita buat ini adalah jenis pakan yang tenggelam, karena memang alatnya yang sederhana. Untuk mencetak pellet apung itu menggunakan mesin khusus yang harganya bisa milyaran. Untuk mengetahui formulasi pakan yang tepat sesuai kadar protein yang kita inginkan, maka bisa mengirim sampel pakan ke UGM untuk dilakukan pengecekan laboratorium terkait kadar protein, lemak, karbohidrat.

0 komentar:

Posting Komentar