Pendahuluan
Banyak jenis pakan ikan yang ditawarkan di pasar. Berbagai jenis
merek dagang antara lain produk dari Phopan, Com-vit, Kargil, Shinta, dan lain
sebagainya dengan kandungan protein yang berbeda juga harga yang bervariasi.
Kadang-kadang konsumen bingung harus memilih yang mana. Tapi yang jelas,
sebagai indikator salah satunya untuk kualitas pakan adalah pada kandungan
proteinnya. Dari kandungan protein ini, kita menyesuaikan dengan jenis ikan
yang kita pelihara. Misalnya, untuk budidaya sidat kandungan protein sebaiknya
berkisar 50%, dan untuk budidaya lele lebih dari 30%. Biasanya semakin tinggi kadar
protein, harganya semakin mahal. Jangan punya anggapan bahwa pakan yang lebih
murah dengan kadar protein yang rendah lebih efisien daripada harga pakan yang
tinggi. Bisa jadi, pakan yang murah itu jatuhnya nanti bisa lebih mahal.
Sebagai alternatif lain, kita bisa membuat komposisi makanan
ikan sendiri. Prinsip dasar yang kita pegang adalah sebagai berikut:
1.
Mempunyai
kandungan protein tinggi
2.
Murah
harganya
3.
Mudah
mencari bahan bakunya
4.
Tidak
membahayakan bagi ikan
5.
Ikan
senang memakannya dan cepat dalam pertumbuhan
A. PERSIAPAN BAHAN-BAHAN
Contoh
1(sumber bapak Sucipto, Jagalan):
Untuk pembuatan pakan ikan 100 kg
dengan kadar protein 33%.
No
|
Nama Bahan
|
Jumlah (kg)
|
@ Harga/kg (Rp)
|
Kandungan Protein kering
(%)
|
1.
|
Permata (campuran bran polar dan tepung tapioka)
|
21
|
4.500
|
21
|
2.
|
Jagung
|
19
|
4.000
|
9
|
3.
|
Tepung ikan
|
37
|
6.000
|
45
|
4.
|
Tepung daun
|
8
|
2.000
|
|
5.
|
Tepung kedelai
|
11
|
6.000
|
40
|
6.
|
Minyak goreng bekas
|
2
|
5.000
|
|
7.
|
Telur ayam
|
3
|
6.000
|
1
|
8.
|
agromix
|
0.5
|
6.000
|
|
HPP: Rp.
5.100/kg
Contoh 2 (sumber bapak
Sucipto, Jagalan):
Untuk pembuatan pakan ikan 100 kg dengan kadar protein 21%.
No
|
Nama Bahan
|
Jumlah (kg)
|
@ Harga/kg (Rp)
|
Kandungan Protein kering
(%)
|
1.
|
Bran polar
|
30
|
2.860
|
18
|
2.
|
Tepung ikan
|
26
|
6.000
|
23
|
3.
|
Azola
|
10
|
2.000
|
24
|
4.
|
Permata
|
25
|
4.500
|
21
|
5.
|
Tepung kedelai
|
3
|
6.000
|
39
|
6.
|
Minyak
|
2
|
5.000
|
|
7.
|
Telur
|
3
|
6.000
|
|
HPP: Rp.
3.800/Kg
B. PERSIAPAN PERALATAN
1. Timbangan
2. Mesin pencetak pellet
3. Mesin pengaduk (bila volume besar)
4. Ember
5. Alat penjemur (terpal/plastik)
6. Bila memungkinkan oven
7. Zak karung
C. PROSES PENCAMPURAN BAHAN DAN PENCETAKAN
Bahan-bahan yang telah disediakan dicampurkan secara homogen dan
ditambah air secukupnya. Kemudian diaduk sampai merata. Untuk mencapai hasil
yang lebih baik, sebaiknya bahan-bahan tersebut dilakukan fermentasi terlebih
dahulu (3-4 hari). Namun apabila langsung dicetak, juga tidak ada masalah.
Setelah bahan-bahan tersebut telah tercampur rata, bisa dicetak dengan mesin
pencetak. Sedangkan ukuran pellet hasil cetakan (besar/kecil) tinggal mengatur
alat sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Setelah dicetak, maka lakukan proses
pengeringan melalui penjemuran dengan sinar matahari ataupun oven higga kering
agar dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu agar pakan tidak mengalami
kerusakan.
D. PACKING DAN PENYIMPANAN
Setelah pellet kering, dimasukkan ke dalam bagor plastik sesuai berat yang diinginkan
(30 kg atau 50 kg/zak tergantung selera). Agar pakan tidak mudah rusak di dalam
penyimpanan, maka sebaiknya pakan ditaruh di tempat yang kering (di gudang) dan
dijaga agar tidak mudah dimakan tikus. Hindari penyimpanan di tempat yang bocor
akibat hujan. Pakan yang kita buat ini adalah jenis pakan yang tenggelam,
karena memang alatnya yang sederhana. Untuk mencetak pellet apung itu
menggunakan mesin khusus yang harganya bisa milyaran. Untuk mengetahui
formulasi pakan yang tepat sesuai kadar protein yang kita inginkan, maka bisa
mengirim sampel pakan ke UGM untuk dilakukan pengecekan laboratorium terkait
kadar protein, lemak, karbohidrat.
0 komentar:
Posting Komentar